PART 1
Dyas…dyas… mengapa semuanya begini. Apa kamu salah memilih
seseorang yang ingin kamu sayangi. Tapi mengapa semuanya kandas seperti dahulu
tak pernah ada yang benar. Mengapa kisah cintamu tak pernah berakhir bahagia.
Selalu saja kamu menangis berkali – kali dengan keputusan berpisah. Seperti
tidaklah ada yang benar.
Kisah cintaku yang
pertama dengan seorang cowok dengan sekolah yang berbeda. Namanya Supri. Jadul ya
namanya?awalnya aku juga berfikir begitu. Namun, aku akui dia memanglah tampan,berkulit
putih dan baik. Keliahatan idaman semua cewek kan pastinya? Aku bertemu dengannya
di kereta jurusan Jember – Banyuwangi. Waktu itu dia berada di pintu gerbong kereta dengan tatapan kosong, sampai –sampai
dia tak sadar aku juga ada di sebelah kirinya. Keadaanku saat itu lelah karena
aku baru selesai mengikuti diklat Jurnalistik. Dalam benakku saat itu, mas ini
kenapa ya?kok diam saja. Saat aku menghadapkan tubuhku ke arahnya karena
anginnya sangat kencang dan aku takut jatuh. Dia pun memandangku. Ya ampun,
pandangannya hangat sekali. Hampir meleleh aku karenanya (emangnya es krim
meleleh?alay.hehe). Seketika itu, kami
memulai perbincangan yang sedikit aneh. Anehnya seperti aku dan dia
sudah kenal lama sekali.
Hari pun semakin gelap. Kami tetap melanjutkan perbincangan
tersebut. Di sisi pintu gerbong yang lain, aku melihat teman – temanku sudah KO
alias ketiduran. Maklumlah kami merasa letih sekali. Kasihan banget. Melas
bikin orang welas. Tapi, sepertinya tidak ada yang menghiraukan mereka walupun
banyak orang lalu lalang di depan mereka. Aku pun mengalihkan pandanganku ke
cowok ini. Ternyata eh ternyata kami turun di stasiun yang sama. Senangnya saat
mengetahuinya.
Ketika berada di stasiun Kalibaru,ada seorang ibu yang
membawa 3 karung besar berisikan tape. Dia mencoba masuk ke dalam gerbong yang
jelas – jelas penuh. Dan memaksa barang – barangnya di masukkan. Ini orang gila
ya? Gak tau kalau penuh ya bu? Alhasil terpaksalah kami bersempit – sempit ria
dengan barang tersebut. Mana ibunya juga gendut.hehe.
Selangkah demi selangkah dia pun maju ke depanku. Oh my God.
Situasi yang tidak betul ini. Dan hingga tepatlah dia berada di depan wajahku.
Wajahnya dan wajahku hanya berjarak satu jengkal. Lalu aku harus gimana? Panas
dingin menyerang sekujur tubuhku. Ini adalah pertama kalinya aku seperti ini.
Dag dig dug jantungku. Semakin lama semakin keras detaknya. Kira – kira dia
dengar nggak ya. Doaku saat itu adalah semoga dia tidak mendengarnya Tuhan.
Tuhan tolong kabulkanlah doaku. Suasana
ini seperti sinetron yang sering di tonton ibuku tiap hari. 11:12 lah. Hahaha…
Aku harus bersyukur atau menyesal? Surga atau nerakah ini?
Tuhan aku bisa merasakan desahan nafasnya dan ketukan detak jantungnya.
Kenangan ini selalu teringat di memoriku. Lho, aku nangis lagi. Stop. Kok jadi
mellow gini.
Masih ku ingat kata - katanya ketika kami tiba di stasiun
Kali stail..
“ Maaf ya. Kalau kamu nggak nyaman sama posisi aku saat ini. Tapi aku terpaksa.” Seketika itu mukanya yang putih memerah setelah mengatakannya. Aku pun menunduk malu. Tuhan, aku nggak kuat jika harus memandanginya lagi. Terlalu tampan.
“ Maaf ya. Kalau kamu nggak nyaman sama posisi aku saat ini. Tapi aku terpaksa.” Seketika itu mukanya yang putih memerah setelah mengatakannya. Aku pun menunduk malu. Tuhan, aku nggak kuat jika harus memandanginya lagi. Terlalu tampan.
Satu jam kemudian, aku sampai di pemberhentian
terakhirku. Dia membawakan tas ranselku
dan duduk di ruang tunggu bersamanya. Dia menemaniku hingga ibuku datang.
Sebelum itu, dia meminta alamat Friendster. Belum ada facebook. Aku pun berpisah dengannya. Mas ganteng kapan
ya kita bertemu lagi. Bye..bye.. huk.huk. aku pun hanya melihat punggungnya
yang menghilang di kegelapan.
Hari demi hari.. aku teringat wajahnya. Angin menghembuskan
desahan nafasnya. Dias kendalikan pikiranmu. Masak ya kamu jatuh cinta dengan
orang yang baru kamu kenal. Please deh. Ini bukan sinetron. This’s real world.
Wake up.
Sesaat aku teringat
kalau aku pernah bertanya kepada ibuku.
“Bu, bagaimana ya rasanya jatuh cinta?”
“ Dias, kamu sudah mulai berfikiran seperti itu ya?” tertawa pelan.
“Ibu aku serius. Aku juga ingin seperti temanku. Punya pacar. Aku sudah SMA. Masak ya nggak ngerti seperti itu. Kasih tau ya bu?”
“Ok. Ibu akan kasih tau. Ketika kamu jatuh cinta, dunia serasa musim gugur dan musim semi.”
“Emang ibu pernah tau musim gugur dan musim semi?”
“Ibu juga nggak tau.hehe.. tapi, yang pasti saat remaja sepertimu ketika jatuh cinta. Dunia terasa terhenti sejenak. Jantungmu berdetak lebih kencang dari biasanya. Kamu akan mendengar simponi indah ketika menatap wajahnya. Ya… seperti itulah. Suatu saat kamu akan mengalaminya cepat atau lambat.”
“Bu, bagaimana ya rasanya jatuh cinta?”
“ Dias, kamu sudah mulai berfikiran seperti itu ya?” tertawa pelan.
“Ibu aku serius. Aku juga ingin seperti temanku. Punya pacar. Aku sudah SMA. Masak ya nggak ngerti seperti itu. Kasih tau ya bu?”
“Ok. Ibu akan kasih tau. Ketika kamu jatuh cinta, dunia serasa musim gugur dan musim semi.”
“Emang ibu pernah tau musim gugur dan musim semi?”
“Ibu juga nggak tau.hehe.. tapi, yang pasti saat remaja sepertimu ketika jatuh cinta. Dunia terasa terhenti sejenak. Jantungmu berdetak lebih kencang dari biasanya. Kamu akan mendengar simponi indah ketika menatap wajahnya. Ya… seperti itulah. Suatu saat kamu akan mengalaminya cepat atau lambat.”
Dan sekarang aku merasakannya. Dedaunan menari – nari indah
di sampingku. Perasaan yang aneh. Inikah jatuh cinta?tak dapat di lihat tapi
dapat ku rasa. Saat itu pula aku membuka jejaring sosialku dan aku mendapat sebuah pesan. Mas ganteng.
Aih, aku nggak mimpi kan. Ku jubit pipiku. Aww.. ternyata sakit. Yeye… mas
ganteng. Oops. Baca dulu ah pesannya.
From : Supri
Adek..masih ingat sama aku? Aku yang ada di kereta itu. Gimana kabarnya? Aku harap baik – baik saja. Oh ya, boleh aku minta no hpmu?
aku tunggu balesannya. Trims.
Adek..masih ingat sama aku? Aku yang ada di kereta itu. Gimana kabarnya? Aku harap baik – baik saja. Oh ya, boleh aku minta no hpmu?
aku tunggu balesannya. Trims.
Pesannya begitu singkat tapi aku senang sekali. Dia Tanya no
hpku pula. Kasih nggak ya? Um…
Akhirnya, aku termenung lagi dan berfikir. Aku suka dia. Tapi, aku belum siap jika suatu saat aku tahu kalau dia telah memiliki seseorang yang dia cinta. Aku nggak mau dengar. Then, what should I do?
Akhirnya, aku termenung lagi dan berfikir. Aku suka dia. Tapi, aku belum siap jika suatu saat aku tahu kalau dia telah memiliki seseorang yang dia cinta. Aku nggak mau dengar. Then, what should I do?
Satu jam telah berlalu. Tetapi, aku hanya bisa memandangi
pesan singkat tersebut. Dengan nafas yang panjang aku mulai mengetikkan
beberapa digit angka. Dan menekan tombol enter. Alhasil.Send.
Keesokan harinya…
saat senja mulai menyerang kerajaan biru. Nada sms dari hpku melantun indah di ruang keluarga. (puitis banget :D) “Dek,hpmu bunyi itu lho” aku pun berjalan mengarah ke benda tersebut. Nonya siapa ini?. Lagi – lagi no nggak jelas. Kemudian, ku buka smsnya. Dan kalian tahu apa yang selanjutnya aku lakukan? Loncat – loncat kegirangan. Yeye… sms dari mas ganteng. Seakan ribuan terompet di tiupkan di telingaku. Bahagia? Tak perlu di pertanyakan lagi.
saat senja mulai menyerang kerajaan biru. Nada sms dari hpku melantun indah di ruang keluarga. (puitis banget :D) “Dek,hpmu bunyi itu lho” aku pun berjalan mengarah ke benda tersebut. Nonya siapa ini?. Lagi – lagi no nggak jelas. Kemudian, ku buka smsnya. Dan kalian tahu apa yang selanjutnya aku lakukan? Loncat – loncat kegirangan. Yeye… sms dari mas ganteng. Seakan ribuan terompet di tiupkan di telingaku. Bahagia? Tak perlu di pertanyakan lagi.
Waktu demi waktu kedekatan kami mulai semakin terasa. Dia
mulai menanyakan keadaanku,sedang apa aku, menasehati dan lain – lainlah.
Pertama kalinya di sms seperti itu terlihat GJ sekali alias gak jelas. Tapi aku
biarkan. Akhirnya, dia mengajakku ngedate. Emang bisa di katakan ngedate? Lha,
yang bersangkutan cuma bilang mau ketemuan doang kok. Bukan ngedate. Terlalu
berharap ya keliahatannya. Biarlah sudah. Masa bodoh.
Sore itu terlihat indah sekali. Udara sekelilingku membuatku
semakin tegang. Aku takut dia tidak suka penampilanku ini. Sebelum berangkat
aku membaca beberapa jampi – jampi. Kayak mau melet ya? Maksudnya berdoa.
Semoga dia tidak menjauh melihatku yang seperti ini. Amin.
Ku kendarai mio matic ini menuju salah satu warnet yang ada
di kota. Warnet? Gak so sweet banget.
Tapi aku hargailah apapun yang dia inginkan. Buat mas ganteng gitu
lho.hehe. lo gak ganteng ngapain susah – susah seperti ini. Berasa orang
koplak.
Ketika bertemu dengan
untuk kedua kalinya,degupannya semakin berat dan cepat. Satu kata buat dia
cakep. Andai dia mau jadi pacarku. Pasti duniaku terasa bermakna dan indah.
seminggu setelah pertemuan,dia menjelaskan apa yang di rasakannya saat bersamaku. Tapi kata – katanya terlalu berbelit – belit. Dan pada akhirnya barulah aku paham bahwa sedari tadi dia mengungkapkan perasaannya. Cuma akunya saja agak telmi. Maaf ya?
tanpa pemikiran panjang aku pun menerimanya dengan gaya salto bolak – balik d ruang tamu. (padahal gak bisa salto :) )untung saat itu aku sedang sendirian. Kalau ada orang rumah pasti ibuku langsung lari dan ngukur panasku. Di kiranya aku step. Fuiih… akhirnya aku memiliki seorang pacar juga. Setelah sekian lama penantian seperti ini aku dambakan. Tapi, wait a minute. Aku kan gak pernah pacaran. Terus apa yang aku lakukan kalau misalnya lagi jalan bareng sama dia. Waduh… masalah ini. Tanya ibu. Pasti beliau ngomel – ngomel. Kamu kan masih kecil nggak usah pacar – pacaran. Please deh ini tahun berapa? 2009 mamen. Masak anak SMA nggak boleh pacaran. Aku pun hanya menghela nafas panjang dan terlelap.
seminggu setelah pertemuan,dia menjelaskan apa yang di rasakannya saat bersamaku. Tapi kata – katanya terlalu berbelit – belit. Dan pada akhirnya barulah aku paham bahwa sedari tadi dia mengungkapkan perasaannya. Cuma akunya saja agak telmi. Maaf ya?
tanpa pemikiran panjang aku pun menerimanya dengan gaya salto bolak – balik d ruang tamu. (padahal gak bisa salto :) )untung saat itu aku sedang sendirian. Kalau ada orang rumah pasti ibuku langsung lari dan ngukur panasku. Di kiranya aku step. Fuiih… akhirnya aku memiliki seorang pacar juga. Setelah sekian lama penantian seperti ini aku dambakan. Tapi, wait a minute. Aku kan gak pernah pacaran. Terus apa yang aku lakukan kalau misalnya lagi jalan bareng sama dia. Waduh… masalah ini. Tanya ibu. Pasti beliau ngomel – ngomel. Kamu kan masih kecil nggak usah pacar – pacaran. Please deh ini tahun berapa? 2009 mamen. Masak anak SMA nggak boleh pacaran. Aku pun hanya menghela nafas panjang dan terlelap.
DRRRrrrrrTTT…drrrrttt…. Um.. siapa sih ini?mengganggu
tidurku.
from : My boy
Hi sayang.. lgi pa? oops.. blh gk c q pggl u sayang?hehe :D blh donk kn udh resmi pcrn y kn? Kpn u px wkt bt jln brg m q g. Btw, q mw ikt festival d sekolah u lho. Nnt support q y? oh ya q blh mnta tlg gak? Tlg carikan vokalis dong bt festival. Tmn u yg pntr nyayi deh.
from : My boy
Hi sayang.. lgi pa? oops.. blh gk c q pggl u sayang?hehe :D blh donk kn udh resmi pcrn y kn? Kpn u px wkt bt jln brg m q g. Btw, q mw ikt festival d sekolah u lho. Nnt support q y? oh ya q blh mnta tlg gak? Tlg carikan vokalis dong bt festival. Tmn u yg pntr nyayi deh.
Wow. Sms pertama dari pacar pertama. Senangnya di panggil sayang. Nggak apa – apa kok kalau mau panggil aku sayang, yank, honey,darling and what everlah.. haha.. :D namun, apakah setiap orang yang pacaran, pacarnya selalu di panggil seperti itu? Hem… nggak usah di fikirkanlah. Tapi aku nggak tau caranya pacaran. Huhu… Tanya kakak pasti dia bilang seperti ini “Kecil – kecil kok pacaran. Ngempeng ae sana lho sama ibu.” Kalau dia berkata seperti itu nggak segan – segan aku membunuhnya.akhirnya ku habiskan waktuku buat sms dia semalaman tanpa belajar apapun. Alhasil pagi – pagi aku bangun dan mengerjakan PRku. Hehe..
Saat itu aku terssadar menyarankan Rita sebagai calon vokalis buat band pacarku. Ku harap itu sesuai dengan keinginan pacarku. Well, honey caiyo.. semangat buat lombanya. Aku pasti nonton kok tengan saja. :D
-oooo-
PART 2
Entah apa yang terjadi aku dengannya. Namun,hubuganku
dengannya tak seindah yang ku bayangkan. Berbagai masalah pun muncul di hadapan
kami. Aku tak mengerti jalan pikirannya. Yang pasti membuat hubungan kami renggang.
Komunikasi dengannya hanya bertahan 6 bulan, setelah itu zonk. Miss
communication.
Sempat terjadi masalah yang disebabkan oleh temannya yaitu
Huda. Si Curut ini mulai mengenalku setelah aku berkenalan dengan mas ganteng
(padahal, nyebut nama ini sambil mewek L) cukup lama dan dia
bilang menyukaiku. Rempongkan jadinya. Kemudian, aku pun menolaknya dengan
alasan aku telah bersama mas ganteng. Dia mulai mengomel mulutnya dengan
memberikan sumpah serapah biar aku cepat putus dengan mas ganteng. Oh no no,
itu tidak bisa. Aku sayang sama dia. Gak tau dia. Huft. Dia tak pernah berhenti
mendekatiku dengan segala caranya baik ingin menjadi kekasih yang nomer 2
lah,dan lain – lain. Karena aku masih polos waktu itu maka aku menolak. Haha…
sok banget lo yas..
Menunggu dan terus menunggu. Sampai aku gelisah. Seperti
orang gila kemana – mana membawa HP sampai ke kamar mandi pun aku jabanin bawa
HP dan waktu di dalam aku bingung harus taruh mana. Yang aku takut kalau dia
sms atau telfon, aku gak tahu. Aku nggak berharap banyak cukup satu sms saja..
satu saja dengan melototin layar HP. Sekali lagi itu adalah zonk.
Aku tahu aku memiliki teman – teman yang baik seperti Winda, Sasi, Metha,Yopie (pacarnya winda),
dan Rury (Aww, you know that person :D). walaupun yang banyak menghiburku
adalah si Winda. Good Job girl. Thanks cause you make me to forget him.
Tiba - tiba saja hari
itu datang, Winda menangis di hadapanku dengan muka cemberut. Dan apa yang
terjadi, terjadilah.
“ Ada ulat bulu.” Sepontan aku meniliti sekujur tubuhnya. “ Mana ulat bulunya,Win? Nggak ada tu. Udah hilang mungkin.”
“ Ada ulat bulu.” Sepontan aku meniliti sekujur tubuhnya. “ Mana ulat bulunya,Win? Nggak ada tu. Udah hilang mungkin.”
“Bukan itu. Ulat bulunya ada di kelas. Duduk sama si yopie.”
Air matanya mengalir tanpa henti. Aku pun ikut heran juga. Mana ada ulat bulu
bisa duduk. Kan aneh. Dengan perasaan aneh dan ingin tahu di campur kayak tahu lontong. (Tahu lontong? Wah aku
benar – benar laper pasti ini) aku bergegas ke kelas karena saat itu aku berada
di kantin. Kayak apa sih ulat bulunya. Aku pun masuk dan mataku langsung
seperti detector mencari si yopie. Pasti ulet bulunya gede banget ya bisa duduk
pula. Terlihat Yopie di tempat biasanya dengan Rita. Aku pun menghampirinya.
“ Yop, katanya ada ulat bulu?”
“ Hah?ulat bulu?gak ada tu.” Sambil garuk – garuk. “ iya nggak ada tu.” Balas Rita.
“ Ya dah” aku pun ngacir menghampiri Winda.
“Win, nggak ada ulat tu tadi aku lihat. Malahan Yopie duduk sama Rita bukan ulat bulu. Ah aneh lu.”
“ Ya itu ulat bulunya,yas. Gimana sih?”
“ Ulat bulunya si Rita? Kok bisa?” semakin kikuk.
“ Loe lola banget sih. Dia godain pacar gue.”
“ Ah masa iya? Tapi tadi aku lihat dia gak godain pacarmu. Cuma ngomong – ngomong biasa. Masa itu dibilang godain?” Bantahku. “Dia nggak pernah gitu kalau sama aku ataupun sama kamu. Kamu nggak sadar kalo mereka akhir – akhir ini berdua – duan seperti itu? Siapa pun yang lihat juga tahu pasti ada apa – apa.”
“ Ya mungkin Rita lagi curhat sama Yopie.” Jawabku santai
“ Curhat apa? Kenapa Yopie nggak mau cerita sama aku. Lagi pula dia sering smsn sama ulat bulu daripada sama aku.”
“ Hush… jangan ngomong gito ah. Kamu tahu darimana kalau ulat bulu suka smsn m pacarmu?”
“ Ya aku cek lah HPnya tanpa dia tahu. And… seperti yang ku duga. Si Ulat bulu sms dia 5 kali per hari. Udah ngalah – ngalahin minum obat. Huh.”
Srrrruuuupppp… bunyi terdengar keras di kantin. Semua orang diam. Dan kalian tahu itu siapa. Me. Hehe… gara – gara lari – lari ke kelas terus balik lagi. Nggak cuma itu gara – gara cerita winda tentang ulat bulu. Eh, Rita maksudnya. Bikin aku haus juga. Dan sesaat jangan – jangan.. pokoknya apa yang di pikiranku nggak boleh terjadi.
“ Yop, katanya ada ulat bulu?”
“ Hah?ulat bulu?gak ada tu.” Sambil garuk – garuk. “ iya nggak ada tu.” Balas Rita.
“ Ya dah” aku pun ngacir menghampiri Winda.
“Win, nggak ada ulat tu tadi aku lihat. Malahan Yopie duduk sama Rita bukan ulat bulu. Ah aneh lu.”
“ Ya itu ulat bulunya,yas. Gimana sih?”
“ Ulat bulunya si Rita? Kok bisa?” semakin kikuk.
“ Loe lola banget sih. Dia godain pacar gue.”
“ Ah masa iya? Tapi tadi aku lihat dia gak godain pacarmu. Cuma ngomong – ngomong biasa. Masa itu dibilang godain?” Bantahku. “Dia nggak pernah gitu kalau sama aku ataupun sama kamu. Kamu nggak sadar kalo mereka akhir – akhir ini berdua – duan seperti itu? Siapa pun yang lihat juga tahu pasti ada apa – apa.”
“ Ya mungkin Rita lagi curhat sama Yopie.” Jawabku santai
“ Curhat apa? Kenapa Yopie nggak mau cerita sama aku. Lagi pula dia sering smsn sama ulat bulu daripada sama aku.”
“ Hush… jangan ngomong gito ah. Kamu tahu darimana kalau ulat bulu suka smsn m pacarmu?”
“ Ya aku cek lah HPnya tanpa dia tahu. And… seperti yang ku duga. Si Ulat bulu sms dia 5 kali per hari. Udah ngalah – ngalahin minum obat. Huh.”
Srrrruuuupppp… bunyi terdengar keras di kantin. Semua orang diam. Dan kalian tahu itu siapa. Me. Hehe… gara – gara lari – lari ke kelas terus balik lagi. Nggak cuma itu gara – gara cerita winda tentang ulat bulu. Eh, Rita maksudnya. Bikin aku haus juga. Dan sesaat jangan – jangan.. pokoknya apa yang di pikiranku nggak boleh terjadi.
-oooo-
PART 3
Hari itu telah datang … datang… datang…
kok malah kayak drama kolosal. Apa yang terjadi kepada sahabatku akhirnya kepadaku pula. Tamatlah aku. Aku nggak tahu tepatnya hari kapan yang pasti. Sesuatu yang buruk menimpaku.
kok malah kayak drama kolosal. Apa yang terjadi kepada sahabatku akhirnya kepadaku pula. Tamatlah aku. Aku nggak tahu tepatnya hari kapan yang pasti. Sesuatu yang buruk menimpaku.
Saat itu, aku sedang membaca komik kesukaaanku.judulnya TOMBOY.
Aku pun tertawa – tiwi sendiri di bangkuku. Tiba – tiba si Ulat bulu
mengahampiriku. Oow, ada apa ya? Tiba – tiba dia duduk di sampingku. Namun, dia
ku abaikan. Salah sendiri buat gara – gara sama sahabatku. Huh.
“Yas..”sapanya “ Hem”
“ Kamu kenal dengan yang namanya mas Supri nggak?”
Mendengarkan nama tersebut terucap oleh bibirnya bagaikan tersambar petir. JJJUUUUEEEDDEERR… JEEDEERR. Firasatku nggak enak banget. Pasti ada apa – apanya dia Tanya begitu sama aku.
“Yas..”sapanya “ Hem”
“ Kamu kenal dengan yang namanya mas Supri nggak?”
Mendengarkan nama tersebut terucap oleh bibirnya bagaikan tersambar petir. JJJUUUUEEEDDEERR… JEEDEERR. Firasatku nggak enak banget. Pasti ada apa – apanya dia Tanya begitu sama aku.
“Kok diem? Kenal nggak?” tubuhku digoyang – goyang.
“Ya..kenal. kenapa?” jawabku ragu. “Ganteng ya rupanya. Dia
sms aku lho.”
“ Kayaknya kalian seperti udah deket banget ya?” sungguh ini pertanyaan bodoh yang aku buat.
“ Iya. Sudah sebulan lebih. Makasih lho kamu udah kenalin aku sama dia.”
“ Oh.. ya” Mak JLLLEEEBBB. Hatiku tertusuk sempurna. Dugaanku semakin mendapatkan akhir yang klimaks dan si Ulat bulu mulai tersenyum – senyum sendiri di atas penderitaanku. Ya Tuhan dosa apa aku hingga mendapat rasa sakit yang kuat. Ternyata benar kata Magi Z. sakit hati lebih sakit daripada sakit gigi. “Oh, ya aku mau minta tolong dong?” pintanya
“Apa?” Jawabku singkat. “ Bantuin aku pedekate sama dia dong?”
Hah? Aku nggak salah dengar kan. Serius?. Mataku langsung membelalak . Ingin ku cekik ulat bulu ini dan menghisap darahnya. Kemudian, ku mutilasi tubuhnya. Biar kapok. Arrr….
“ Emang dia belum punya pacar?”
“ Tiap ku Tanya nggak pernah dijawab sih. Tapi, aku yakin dia belum punya. Biasa mungkin dia gengsi. Nggak mungkinkan dia perhatian banget sama aku kalau misalnya dia punya pacar. Pokoknya kamu harus bantuin aku. Da…” dia pun menghilang di balik pintu. Entah kemana dia.
Patah. Patah. Patah hatiku. Hancur sehancur hancurnya hatiku. Aku pun terpaku. Komik di depanku terasa kabur. Pikiranku kemana – kemana. Yang aku pikirkan apakah salahku saat itu.
Doaku saat itu supaya Supri mati tergelindas kereta api. Seharusnya aku tak bertemu dengannya. Dasar bodoh.
“ Kayaknya kalian seperti udah deket banget ya?” sungguh ini pertanyaan bodoh yang aku buat.
“ Iya. Sudah sebulan lebih. Makasih lho kamu udah kenalin aku sama dia.”
“ Oh.. ya” Mak JLLLEEEBBB. Hatiku tertusuk sempurna. Dugaanku semakin mendapatkan akhir yang klimaks dan si Ulat bulu mulai tersenyum – senyum sendiri di atas penderitaanku. Ya Tuhan dosa apa aku hingga mendapat rasa sakit yang kuat. Ternyata benar kata Magi Z. sakit hati lebih sakit daripada sakit gigi. “Oh, ya aku mau minta tolong dong?” pintanya
“Apa?” Jawabku singkat. “ Bantuin aku pedekate sama dia dong?”
Hah? Aku nggak salah dengar kan. Serius?. Mataku langsung membelalak . Ingin ku cekik ulat bulu ini dan menghisap darahnya. Kemudian, ku mutilasi tubuhnya. Biar kapok. Arrr….
“ Emang dia belum punya pacar?”
“ Tiap ku Tanya nggak pernah dijawab sih. Tapi, aku yakin dia belum punya. Biasa mungkin dia gengsi. Nggak mungkinkan dia perhatian banget sama aku kalau misalnya dia punya pacar. Pokoknya kamu harus bantuin aku. Da…” dia pun menghilang di balik pintu. Entah kemana dia.
Patah. Patah. Patah hatiku. Hancur sehancur hancurnya hatiku. Aku pun terpaku. Komik di depanku terasa kabur. Pikiranku kemana – kemana. Yang aku pikirkan apakah salahku saat itu.
Doaku saat itu supaya Supri mati tergelindas kereta api. Seharusnya aku tak bertemu dengannya. Dasar bodoh.
Tubuhku mendadak terserang 5L. Ku rasa obat segala takkan
mempan dengan penyakit ini. Menjerit pun takkan ada gunanya. Sebab aku terlalu
takut ketahuan ibu. Yang aku bisa hanyalah menangis. Saat tertidur pun ternyata
aku menangis.
Hari demi hari semakin buruk. Si Ulat bulu menunjukkan sms
balasan dia kepadaku dan selama aku pacaran dengannya aku tak pernah
menerimanya yang seperti itu. Sms – sms tersebut selalu berganti dan berinovasi
setiap harinya. Sudah kayak iklan. Sebel.
Setelah kejadian ini, aku menganggapnya hubungan kami mati
karena dia tak pernah menghubungiku melainkan mengubungi Ulat bulu. That’s
over.
Beberapa hari kemudian, hidupku tak pernah galau lagi.
Tepatnya aku mengenal sahabat dari kakak kelasku. Namanya Sukoco. Awal dari
pertemuan ini aku dengannya di sebabkan aku meminta tolong kepada mas Gede
untuk mencarikan temannya yang pandai fisika. Yah kamu tahulah aku terlalu
payah kalau soal fisika. Dan mas Gede berada di kelas spesial saat itu. (kayak
nasi goreng saja ada yang spesial. Hehe..) Alhasil, aku ketemulah dengan
pangeran anti galauku. Yee…
Semakin lama kedekatan kami bukan hanya kakak yang mengajari
adiknya. Namun lebih dari itu. Hingga pada akhirnya dia mengungkapkan
perasaannya. Senang deh.
Pacaran dengannya terasa seperti orang pacaran beneran. Ini baru yang namanya pacaran. Kalau pulang
di antar. Kemana – kemana di antarin, sudah layaknya pacar merangkap supir
hehe. Kalau lagi ketemu atau mau ngajak jalan, selalu di beri coklat.
Huuuiiihh… seneng. Seneng. Seneng banget. Love you pangeran anti galau.
Namun pangeranku ini memiliki kebiasaan yang tak biasa. Ketika
berduan pasti dia tidur di pangkuanku dengan menggenggam tanganku. Anehkan. Tetapi tak apalah. Aku sayang dengannya dan
hubunganku berjalan seperti apa yang ku inginkan.
-ooooo-
PART 4
Jam 5.30 seperti
biasa aku menunggu bus atau angkot untuk pergi ke sekolah. Dengan seragam
lengkap tetapi tanpa topi dan berdiri di tepi jalan raya. Mungkin kalian
bertanya kemanakah sepeda motorku? Hari ini ibuku ada rapat di sekolah adikku.
Karena di rumah hanya ada dua sepeda motor yang satu milik ayahku dan yang
satunya milikku sebab ayahku orang yang nggak bisa di handalkan buat antar
jemput ibu, yah beliau orang yang super sibuk dengan jadwal kerjanya dan tak
menentu jamnya. Finally, ibuku meminjam sepeda motorku ( emangnya beli pake
uangmu? Dasar..)
aku pun gelisah. Takut terlambat. Kepalaku tak berhenti menoleh kanan kiri berharap mereka lewat. Beberapa menit kemudian, ada sebuah angkot berhenti di depanku. Akupun naik dengan persaan lega dan gelisah. Aku berharap angkot dari terminal ke sekolahanku masih ada. Dengan begitu aku bisa sampai secepatnya. Setelah sampai di terminal harapanku pudar. Angkotnya sudah jalan dari tadi.
aku ingin menangis saat itu, apa aku pergi ke sekolah dan menerima hukuman atau membolos? Ku lihat jam tanganku menunjukkan tepat jam 6.15 dan 15 menit lagi gerbang sekolah di tutup. Aku pun berlari keluar terminal dan menggilat mencari angkotan no 8 karena angkotan itu searah ke sekolahku,namun jalur kelilingnya lumayan jauh. Gotcha. Aku menemukannya sedang parkir di bawah pohon kismis. Lalu aku pun menaikinya dan berharap guru kiler itu ttidak menghukumku. Sesaat terbayang wajahnya dua guruku yang kiler dengan membawa penggaris panjang berdiri tegak di samping gerbang. Kemudian menggoyangkan kumisnya kesana kemari (yang ini berlebihan banget. Padahal, beliau nggak punya yang namanya kumis. Hahaha :D). mulutku mulai berkomat – kamit ria. Berharap pintu gerbangnya susah ditutup. Biar aku bisa masuk. Emang bisa? Harapan yang mustahil.
aku pun gelisah. Takut terlambat. Kepalaku tak berhenti menoleh kanan kiri berharap mereka lewat. Beberapa menit kemudian, ada sebuah angkot berhenti di depanku. Akupun naik dengan persaan lega dan gelisah. Aku berharap angkot dari terminal ke sekolahanku masih ada. Dengan begitu aku bisa sampai secepatnya. Setelah sampai di terminal harapanku pudar. Angkotnya sudah jalan dari tadi.
aku ingin menangis saat itu, apa aku pergi ke sekolah dan menerima hukuman atau membolos? Ku lihat jam tanganku menunjukkan tepat jam 6.15 dan 15 menit lagi gerbang sekolah di tutup. Aku pun berlari keluar terminal dan menggilat mencari angkotan no 8 karena angkotan itu searah ke sekolahku,namun jalur kelilingnya lumayan jauh. Gotcha. Aku menemukannya sedang parkir di bawah pohon kismis. Lalu aku pun menaikinya dan berharap guru kiler itu ttidak menghukumku. Sesaat terbayang wajahnya dua guruku yang kiler dengan membawa penggaris panjang berdiri tegak di samping gerbang. Kemudian menggoyangkan kumisnya kesana kemari (yang ini berlebihan banget. Padahal, beliau nggak punya yang namanya kumis. Hahaha :D). mulutku mulai berkomat – kamit ria. Berharap pintu gerbangnya susah ditutup. Biar aku bisa masuk. Emang bisa? Harapan yang mustahil.
Sesampainya di pertigaan jalan sekolah, aku pun bergegas
turun dari lin 8 dan berlari semampuku. Hem.. tampaknya sudah ditutup. Tak
terdengar suara teman – teman yang terlambat dihukum atau jangan – jangan nggak
ada yang terlambat. Aku pun menghela nafas dan ikhlas dengan apapun yang
terjadi kepadaku. Ku gerakkan kakiku
memasuki gerbang tanpa mengangkat kepalaku sama sekali.
SSSSSsssiiiiiiiiiiiNNNgggg!!!!! “Aw….!!! Sakit” suaranya apa
sih darimana datangnya? Apa iya bapak ini mau membuat pengumuman kalau aku
terlambat biar satu sekolah tahu aku terlambat. Kurang kerjaan banget sih bapak
satu ini. Aku pun mendongakkan kepalaku. Alhasil hanya ada petugas check sound
berdiri di atas panggung dengan mengutak atik microphonenya. “HAA? WHAT?” aku
cuma bisa ternganga. Tanggal berapa ya kok ada panggung segala. 20 – 12 – 2009.
Aku pun hanya menepuk kepalaku keras. Tersesal karena aku tukang pikun.
Stamina langsung
drop. Jalanku pun goyang dan 5L. Daun yang berguguran saat aku menaiki anak
tangga ke kelas memberi efek mellow. Seakan – seakan mereka memberi sorakan
atas kelalaianku yang semakin akut. Huft. Nggak bersemangat. Aku pun membuka
pintu kelas. Seperti yang ku duga. Teman –temanku belum yang ada datang.
Yaiyalah ngapain juga datang sepagi ini. Akupun menuju pojok kelas dan memilih
kursi yang paling belakang.
Sepi. Dan sepi. Suasana seperti ini belum berakhir hingga
pukul 07.15 WIB sedangkan aku masih menyendiri. Haish… kemana sih kalian?
Kenapa nggak ada satu orang pun yang datang? Tak sayangkah kalian kepadaku
(emang siapa lho? Pacar juga bukan)?.Kemudian
Ku lihat berkali – kali HPku. Ayo berkediplah atau bersuara. Please
selamatkan aku dari kesepian ini. Ah, mengenaskan. Akibat harapan – harapan
palsu yang ku buat sendiri, akupun tertidur. Hihi..
JJEEDDAAAKK..JJEEDUUKK.. BERAKSI! HEY, KAU YANG ADA DISANA…
uhm, kepalaku pusing. Siapa sih berisik. Mimpiku dengan mas Mario Maurer terganggu deh. Kacau. Padahal,asik – asiknya kencan. Ku goyang – goyangkan kepalaku agar cepat tersadar. Akupun menengok ke jendela, ternyata panggung sudah penuh temen – temen yang melihat penampilan peserta lomba band. Emang ini jam berapa ya? HAaaaaa…. 10.20. gaswat. Aku tidur selama ini.
uhm, kepalaku pusing. Siapa sih berisik. Mimpiku dengan mas Mario Maurer terganggu deh. Kacau. Padahal,asik – asiknya kencan. Ku goyang – goyangkan kepalaku agar cepat tersadar. Akupun menengok ke jendela, ternyata panggung sudah penuh temen – temen yang melihat penampilan peserta lomba band. Emang ini jam berapa ya? HAaaaaa…. 10.20. gaswat. Aku tidur selama ini.
Penampilan amburadul ( maksudnya kacau balau ya?). Muka
habis tidur terlukis jelas di permukaannya.
“Hei,dek” sapa seseorang di depanku. “Hei juga”.
“ Kamu kenapa? Lesu dan lemes banget”. Kakak ini pake bahasanya kacau banget. Sudah kacau,lesu pula. Bagaimana sih? Yang jelas dong. Tahu nggak sih mood lagi gak bener ini.
“ Nggak kenapa – kenapa.” Jawaban yang flat sesuai dengan mood hari ini.
“Hei,dek” sapa seseorang di depanku. “Hei juga”.
“ Kamu kenapa? Lesu dan lemes banget”. Kakak ini pake bahasanya kacau banget. Sudah kacau,lesu pula. Bagaimana sih? Yang jelas dong. Tahu nggak sih mood lagi gak bener ini.
“ Nggak kenapa – kenapa.” Jawaban yang flat sesuai dengan mood hari ini.
Ku coba membuka mata dengan bermalas – malasan. Hah?
Pacarku. Mataku dengan matanya begitu dekat karena saat itu kepalaku belum bisa
move on dari meja mungkin dia pun ikutan meletakkan kepalanya di meja itu juga.
“ Bangun,ndul. Ngapain tidur di kelas? Mending ikut aku yuk..”
“Kemana kaakk?”
“ Ke kelasku”
Aku pun beranjak dari tempat itu juga dan mengikutinya. Kira – kira tadi aku ngiler atau ngelindur nggak ya? Apa dia sudah lama menantiku yang sedang tertidur. Apa tadi waktu tidur ada bunyi –bunyi aneh like ngorok. OMG. Kalau semua itu terjadi tamatlah riwayatku. Tuhan, jangan terjadi ya. Please. Pasang muka melas ah..
“ Bangun,ndul. Ngapain tidur di kelas? Mending ikut aku yuk..”
“Kemana kaakk?”
“ Ke kelasku”
Aku pun beranjak dari tempat itu juga dan mengikutinya. Kira – kira tadi aku ngiler atau ngelindur nggak ya? Apa dia sudah lama menantiku yang sedang tertidur. Apa tadi waktu tidur ada bunyi –bunyi aneh like ngorok. OMG. Kalau semua itu terjadi tamatlah riwayatku. Tuhan, jangan terjadi ya. Please. Pasang muka melas ah..
“Sini duduk.” Sambil melihatku. Haduh, kenapa ngeliatinnya
kayak gitu sih kak. Risih tau. Pukul pake kursi (hanya imajinasi dalam
pikiranku saja. Haha :D) “ Kok diam?”
“ Em, nggak kenapa – kenapa kok kak. Ada apa ya kok aku disuruh kesini?” Tanyaku dengan sedikt menelan ludah. Glek.
“ Ya nggak ada sayang. Daripada kamu sendirian di sana sambil ngelakuin hal – hal yang nggak jelas. Mending sama aku saja. Iya kan?” Dia pun menyubit pipiku. Wah KDP kakak ini.
“ Hal – hal nggak jelas maksudnya?” Jangan bilang kalau pacarku melihat semuanya baik ngiler sampai ngorok. Euuuyyy… pasti dia ilfil banget sama aku. Sedih aku kalau dia tahu. Aku bakalan nggak mau ketemu dia 7 hari 7 malam. Seperti orang bertapa saja. Terlalu alay deh kamu yas. Tetapi, aku juga nggak tahu aku termasuk tergolong tipe tidur yang mana. Who knows.
“ Em, nggak kenapa – kenapa kok kak. Ada apa ya kok aku disuruh kesini?” Tanyaku dengan sedikt menelan ludah. Glek.
“ Ya nggak ada sayang. Daripada kamu sendirian di sana sambil ngelakuin hal – hal yang nggak jelas. Mending sama aku saja. Iya kan?” Dia pun menyubit pipiku. Wah KDP kakak ini.
“ Hal – hal nggak jelas maksudnya?” Jangan bilang kalau pacarku melihat semuanya baik ngiler sampai ngorok. Euuuyyy… pasti dia ilfil banget sama aku. Sedih aku kalau dia tahu. Aku bakalan nggak mau ketemu dia 7 hari 7 malam. Seperti orang bertapa saja. Terlalu alay deh kamu yas. Tetapi, aku juga nggak tahu aku termasuk tergolong tipe tidur yang mana. Who knows.
“ Hey, kamu ngelamunin apa sih sayang? Kamu mau tanya kenapa
aku di kelasmu dan apa aku ngelihat kamu tidur. Begitu?” aku pun mengangguk pelan.
“ Sayang … sayang.. gitu saja kenapa nggak tanya. Takut? Emang aku gigit ya?”
“ Em…” cuku satu gelengan kepala untuk menjawab pertanyaannya
“ Aku itu tadi nyariin kamu. Disms juga nggak bales di telpon juga nggak diangkat. Terus aku harus gimana sayang? Ya instingku saat itu kamu di kelas. Ya sudah aku kesana. Eh, kamunya malah tidur.”
“ Sayang … sayang.. gitu saja kenapa nggak tanya. Takut? Emang aku gigit ya?”
“ Em…” cuku satu gelengan kepala untuk menjawab pertanyaannya
“ Aku itu tadi nyariin kamu. Disms juga nggak bales di telpon juga nggak diangkat. Terus aku harus gimana sayang? Ya instingku saat itu kamu di kelas. Ya sudah aku kesana. Eh, kamunya malah tidur.”